Ini adalah gereja Koptik utama di Sohag, Gereja St. George yang telah dihancurkan |
“Dari dulu, hubungan antara umat Islam dan Kristen di Mesir sejak zaman Anwar Saddat hingga Husni Mubarak. Mesjid dan gereja berdampingan dan para jemaatnya bisa hidup dengan damai. Tindakan Ikhwanul Muslimin membakar gereka di Mesir merupakan bentuk ego sektoral mereka. Padahal, selama ini Ikhwanul Muslimin dikenal sebagai kelompok yang punya itikad baik,” kata Zuhairi ketika dihubungi KBR68H melalui sambungan telepon.
Intelektual muda Nadhatul Ulama yang juga Ketua Moderate Muslim Society Zuhairi Miswari menambahkan, krisis politik di Mesir sebenarnya bisa diselesaikan tanpa harus ada intervensi dari dunia luar. Satu-satunya cara adalah mengajak dua pihak yang bertikai yaitu Ikhwanul Muslimin dan pemerintah Mesir yang berkuasa saat ini untuk berunding.
Namun, Ikhwanul Muslimin justru tidak mau berunding dan bersikeras meminta Mohamad Mursi kembali dijadikan sebagai Presiden. Kata Zuhairi, tuntutan Ikhwanul Muslimin tersebut sudah tidak masuk akal.
Pendukung Presiden Mohamed Mursi membakar tiga gereja di Mesir tengah pada hari Rabu dalam serangan balasan terhadap polisi yang membubarkan demonstrasi di Kairo.
Para penyerang melemparkan bom molotov ke gereja Mar Gergiss di Sohag, kota yang didominasi pemeluk Kristen Koptik. Para pejabat keamanan mengatakan dua gereja lain diserang di provinsi el-Menia, yang rusak akibat kobaran api.
Kelompok Hak Asasi Maspero Youth Union melaporkan informasi yang sama, menuduh gerakan Ikhwanul Muslimin "melancarkan perang pembalasan" terhadap umat Kristen di negara itu.
Sebelumnya, Gereja Koptik mendukung kudeta terhadap Mursi. Saat itu, pemimpin umat Koptik Patriarch Tawadros II muncul bersama Jenderal Abdel Fatah al-Sisi saat mengumumkan penggulingan Mursi pada 3 Juli lalu.
©~~~~~~~~~
Sumber : Portal KBR
URL : www.portalkbr.com
Editor : Original Content
Post : AR
©~~~~~~~~~